MEMAKNAI ILMU PENGETAHUAN
ALAM
Saudara
mahasiswa, selamat bertemu kembali dalam mata kuliah Pendidikan IPA SD. Mata
kuliah ini saudara tempuh tentu saja setelah saudara lulus dalam mata kuliah
Konsep Dasar IPA. Saya ucapkan selamat atas kelulusan saudara itu. Pendidikan
IPA SD ini sebagai kelanjutan Konsep Dasar IPA SD tetapi yang mengarah kepada
bagaimana cara membelajarkan dan mendidik siswa SD atau dengan kata lain
bagaimana saudara mendasari pengetahuan dan kemampuan membelajarkan serta
mendidik siswa SD itu secara benar sesuai dengan karakteristik siswa SD.
Bagaimana model, metode, media, asesmen yang semuanya didasarkan pada teori dan
pendekatan pembelajaran IPA SD.
Ilmu
Pengetahuan Alam atau sains sebagai bagian dari seperangkat mata pelajaran di
SD merupakan mata pelajaran yang memberikan pengetahuan dasar tentang fenomena
alam. Fenomena alam sebagaimana siswa pernah melihat dan merasakan bahkan siswa
itupun telah dipengaruhi oleh fenomena alamnya, sangatlah ironis bila siswa
tidak mengenal secara dekat alam yang telah berperan dalam kehidupannya itu.
Bukankah sejak siswa mulai bangun tidur melakukan aktivitas yang secara
langsung bersentuhan dengan alamnya, seperti suhu udara yang dingin, mandi dari
air sumur ataupun air sumber lainnya, makan dan minum dari alam, berangkat ke sekolah
dan pulang sekolah menggunakan energy dari alam, sampai kemudian tidur lagi tetap menggunakan
energy dari alam.
Pendek
kata IPA ada dalam dunia siswa, tetapi perlu pengenalan lebih dekat dengan dunianya
itu secara sistematis melalui proses pembelajaran di sekolah. Guru setidaknya
mengenal dunia siswa yaitu dunia dimana siswa iu berada. Pembelajaran yang baik
adalah berangkat dari pengalaman siswa bukan dari pengalaman guru, oleh sebab
itu pendekatan, model, metode dan media pembelajaran berorientasi pada
pengalaman awal siswa (prior knowledge).
A.
Kerangka
Isi
Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA/sains) sebagai usaha sadar manusia dewasa untuk
membentuk calon guru menjadi guru yang professional dalam bidang IPA, maka
konsep tentang IPA yang sudah difahami terlebih dahulu menjadi dasar pijakan
kognitif yang selanjutnya dikembangkan
dan dikonstruk ke dalam implementasi pendidikannya. Konsep dasar IPA
sebagai materi dasar pembelajaran kepada siswa SD sangat dituntut tentang
bagaimana cara membelajarkannya. Mengawali tentang bagaimana cara membelajarkan
IPA, maka pemahaman tentang hakekat IPA akan dapat memberikan pola pikir ke
arah proses pembelajaran IPA yang benar. Berkenaan dengan hal tersebut berikut
ini disajikan bagian awal dari pendidikan IPA yaitu tentang “Hakekat IPA”
sebagai bagian pengenalan terhadap IPA sehingga penamaan bab ini adalah
“Memaknai IPA” yang terdiri dari:
1.
Hakekat
IPA
2.
Ruang
Lingkup IPA SD
3.
Sebaran
Materi Pembelajaran IPA SD Pada Setiap Jenjang Kelas
4.
Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pada Setiap Jenjang Kelas
Isi bab ini memberikan paparan secara tulis,
tetapi tulisan tersebut akan “bicara” secara aktif, jika mahasiswa secara aktif
pula dalam proses perkuliahan. Karena setiap bagian bab ini perlu diperjelas
secara lesan dan interaktif antara dosen
dengan mahasiswa untuk secara bersama memaknai bab ini.
B.
Tujuan
Pembelajaran
Melalui proses belajar dan berpikir rasional diharapkan:
1.
Mahasiswa
dapat memaknai hakekat IPA secara benar
2.
Mahasiswa
dapat mencari tahu tentang hakekat IPA
3.
Mahasiswa
dapat menganalisis hakekat IPA
4.
Mahasiswa
dapat memilah ruang lingkup materi pembelajaran IPA SD
5.
Mahasiswa
dapat menganalisis bobot isi materi setiap jenjang kelas berdasarkan kompetensi
dasarnya.
SUB BAB
1 1
|
HAKEKAT IPA
(Sumber: Tahmid Sabri, 2009. Inisiasi Pengembangan Pembelajaran IPA 1)
Saudara mahasiswa,
seperti kita ketahui bahwa pengetahuan yang ada pada manusia berawal dari
adanya rasa ingin tahu dan
imaginasi. Rasa keingintahuan ini mendorong seseorang untuk
lebih mempelajari dengan saksama agar mendapatkan suatu pengetahuan yang akurat
dan benar, sedangkan
imaginasi mendorong seseorang untuk melakukan kreativitas. Untuk
itu perlu dilakukan langkah-langkah operasional yang strategis dan tepat. Sebagaimana
ilmuwan melakukan langkah-langkah operasional, yaitu: 1) observasi/ pengukuran/ identifikasi masalah; 2) merumuskan
permasalahan, 3) merumuskan hipotesis, 4) melakukan pengujian hipotesis dengan
mengumpulkan data dan informasi serta mengolahnya yang diakhiri dengan
kesimpulan, dan 5) mengkomunikasikan kepada pihak lain melalui lisan ataupun
tulisan. Untuk itu diperlukan kemampuan bahasa, kemampuan berpikir kritis dan logis
yang didukung oleh pengalaman faktual dan objektif. Sebab hakekat IPA adalah
mencari pengetahun yang faktual dan objektif itu.
Saudara mahasiswa, bahasan selanjutnya adalah ”IPA
sebagai produk, dan IPA sebagai proses”. Secara definisi, IPA sebagai produk
adalah hasil temuan-temuan para ahli saintis, berupa fakta, konsep, prinsip,
dan teori-teori. Sedangkan IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang
dilakukan para ahli saintis dalam menemukan berbagai hal tersebut
sebagai implikasi adanya temuan-temuan tentang kejadian-kejadian atau
peristiwa-peristiwa alam. IPA sebagai proses ini dilatarbelakangi oleh sikap
yang mendorong dan mengaktualisaikan dalam kehidupan nyata, seperti skeptis, kerendahan hati dan berpandangan terbuka. Maka dari itu IPA sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari
hakekatnya IPA sebagai proses.
Saudara mahasiswa!, untuk memperjelas pengetahuan kita tentang
hakekat IPA perlu dikemukakan istilah-istilah ” fakta, konsep, prinsip, dan
teori” sebagai berikut:
1.
Fakta dalam IPA adalah
pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa
yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara
objektif. Fakta merupakan
produk paling dasar dari sains (IPA). Fakta-fakta merupakan dasar dari
konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori. Fakta menunjukkan kebenaran
dan keadaan sesuatu. Karena fakta-fakta diperoleh dari hasil observasi, maka
fakta-fakta merepresentasikan apa yang dapat dilihat. Contoh
fakta seperti: Atom hidrogen mempunyai satu
elektron.; Merkurius
adalah planet terdekat dengan matahari; dan air membeku pada suhu
0oC; air
mengalir berwarna coklat dan keruh, hujan deras, volume air sungai meningkat.
2.
Konsep IPA merupakan
suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta. Konsep merupakan
penggabungan antara fakta-fakta yang ada hubungannya satu sama lain. Fakta-fakta hanyalah merupakan bahan kasar dan harus
diolah lagi sehingga membentuk gagasan yang berarti dan hubungan-hubungan antar
fakta. Aktivitas berpikir dan menalar diperlukan untuk mengidentifikasi pola
dan membuat kaitan antar data, sehingga membentuk pertalian yang disebut dengan
konsep. Konsep adalah abstraksi dari kejadian-kejadian, banda-benda,
atau gejala yang memiliki sifat tertentu atau lambang. Ikan, misalnya, memiliki
karakteristik tertentu yang membedakannya dengan reptil dan mamalia.
3.
Generalisasi
adalah pernyataan yang didasarkan atas akumulasi pengalaman-pengalaman (konsep)
yang terjadi dalam komunitas ilmiah.
Contoh: Hewan berdarah dingin adalah hewan yang
menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu lingkungannya ; Satelit adalah benda angkasa yang bergerak mengelilingi
planet; Banjir merupakan luapan air yang melampaui daya tampungnya.
4. Prinsip IPA adalah generalisasi
tentang hubungan antara konsep-konsep
IPA. Prinsip-prinsip
dan hukum-hukum merupakan hasil generalisasi dari konsep-konsep. Prinsip dan
hukum seringkali digunakan secara bergantian sebagai sinonim. Prinsip atau
hukum terdiri dari fakta-fakta dan konsep-konsep. Prinsip-prinsip dan
konsep-konsep lebih umum daripada fakta-fakta, tetapi juga sering dikaitkan
dengan gejala yang dapat diamati di bawah kondisi-kondisi tertentu.
Contoh: Logam bila dipanaskan memuai; Semakin besar besar intensitas cahaya, semakin efektif
proses fotosintesis; Larutan yang bersifat asam bila dicampur dengan larutan
yang bersifat basa akan membentuk garam dan
bersifat netral; Semakin besar perbedaan tekanan udara, semakin kuat angin
berhembus; Semakin deras hujan, maka semakin besar melakukan erosi.
5. Hukum adalah prinsip yang bersifat spesifik. Kekhasan hukum dapat ditunjukkan oleh sifat lebih kekal
karena telah berkali-kali mengalami pengujian dan pengkhususannya dalam
menunjukkan hubungan antar variabel.
Hukum-hukum tentang
gas, hukum-hukum tentang gerak, dan hukum tentang listrik sebagai contoh,
menentukan hal-hal yang dapat diamati di bawah kondisi-kondisi tertentu.
Contoh: udara yang dipanaskan memuai,
adalah prinsip menghubungkan konsep udara, panas, pemuaian. Artinya udara akan
memuai jika udara tersebut dipanaskan;
banjir
menyebabkan air mengalir berwarna coklat dan keruh akibat hujan deras.
4.
Teori ilmiah merupakan karangka yang lebih luas dari fakta-fakta,
konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori bisa juga
dikatakan sebagai model, atau gambar yang dibuat oleh ilmuan untuk menjelaskan
gejala alam. Ilmuwan menggunakan
teori untuk menjelaskan pola-pola. Teori merupakan usaha intelektual yang
sangat keras karena ilmuwan harus berhadapan dengan kompleksitas dan kenyataan
yang tidak jelas dan tersembunyi dari pengamatan langsung.
Teori memiliki tujuan yang berbeda dengan fakta-fakta,
konsep-konsep, dan hukum-hukum, tetapi ilmuwan menggunakan jenis pengetahuan
ini untuk menyajikan penjelasan-penjelasan dari fenomena-fenomena yang terjadi.
Teori-teori mempunyai hakikat berbeda dan tidak pernah menjadi fakta atau
hukum, tetapi teori tetap berlaku sementara sampai disangkal atau direvisi.
Contoh,
teori tentang benua mengapung,
lempeng tektonik, energi, gaya.
5.
Model
adalah representasi dari sesuatu yang tidak dapat kita lihat. Model ini menjadi
gambaran mental yang digunakan untuk menunjukkan gajala dan gagasan-gagasan
yang abstrak. Model-model tersebut harus menyertakan hal-hal yang menonojol dan
penting dari gagasan atau teori yang mana ilmuwan mencoba untuk memahamkannya
atau menjelaskan gagasan atau teori tersebut. Model atom Bohr, model galaksi,
dan model DNA double helix merupakan
representasi konkret dari gejala-gejala/fenomena-fenomena yang tidak dapat kita
amati secara langsung.
IPA
sebagai
pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan
eksprimen yang sistimatik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan,
hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa-hipotesa. Jadi, sekali
pun Anda dalam IPA bebas mempelajari segala sesuatu, ketika akan menggunakannya
perlu dipikirkan hal-hal lain yang juga mendasar yang menyangkut sikap.
Mengetahui cara pandang tentang sains merupakan faktor penting yang menentukan arah pembelajaran sains.
Pernyataan ini bukan khayalan, tetapi hasil penelitian, yakni bahwa persepsi
guru tentang sains akan mempengaruhi proses pembelajarannya. Berbeda alat
pandang akan memberikan hasil pandang yang berbeda. Orang awam akan memandang
sains sebagai susunan informasi-informasi ilmiah an sich. Ilmuwan akan memandang atau mendefinisikan sains sebagai
metode yang dengannya hipotesis diuji. Filsuf akan memandang sains sebagai cara
yang berisi tanya-jawab, rangkaian tanya-jawab akan kebenaran dari apa yang
telah diketahui manusia.
James B. Conant, mendeskripsikan sains sebagai rangkaian konsep dan pola
konseptual yang saling berkaitan yang dihasilkan dari eksperimen dan observasi.
Hasil-hasil eksperimen dan observasi yang diperoleh sebelumnya menjadi bekal
bagi eksperimen dan observasi selanjutnya, sehingga memungkinkan ilmu
pengetahuan tersebut untuk terus berkembang.
Pengertian IPA menurut Carin & Sound (1989) adalah suatu sistem untuk
memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol.
Abruscato (1996) dalam bukunya yang
berjudul “Teaching Children Science”
mendefinisikan tentang IPA sebagai pengetahuan yang diperoleh lewat serangkaian
proses yang sistematik guna mengungkap segala sesuatu yang berkaitan dengan
alam semesta. The Harper Encyclopedia of Science mendefinsikan sains sebagai
suatu pengetahuan dan pendapat yang tersusun dan didukung secara sistematis
oleh bukti-bukti yang dapat diamati.
Jika menggunakan sudut pandang yang lebih menyeluruh, sains seharusnya
dipandang sebagai cara berpikir (a way of
thinking) untuk memeroleh pemahaman tentang alam dan sifat-sifatnya, cara
untuk menyelidiki (a way of investigating)
bagaimana fenomena-fenomena alam dapat dijelaskan, sebagai batang tubuh
pengetahuan (a body of knowledge)
yang dihasilkan dari keingintahuan (inquiry)
orang. Menggunakan pemahaman akan aspek-aspek yang fundamental ini, seorang
guru sains (IPA) dapat terbantu ketika mereka menyampaikan pada para siswa
gambaran yang lebih lengkap dan menyeluruh tentang semesta sains.
Sains sebagai cara
untuk berpikir (Way of Thinking). Sains merupakan aktivitas manusia
yang dicirikan oleh adanya proses berpikir yang
terjadi di dalam pikiran siapapun yang terlibat di dalamnya. Pekerjaan
para ilmuwan yang berkaitan dengan akal, menggambarkan keingintahuan manusia
dan keinginan mereka untuk memahami gejala alam. Masing-masing ilmuwan memiliki
sikap, keyakinan, dan nilai-nilai yang memotivasi mereka untuk memecahkan
persoalan-persoalan yang mereka temui di alam. Pekerjaan mereka termanifestasi
dalam aktivitas kreatif dimana gagasan-gagasan dan penjelasan-penjelasan
tentang fenomena alam dikonstruksi di dalam pikiran.
Sains sebagai cara
untuk menyelidiki (Way Of Investigating). Siapa saja yang berkeinginan
memahami alam dan menyelidiki hukum-hukumnya harus mempelajari gejala alam dan
segala hal yang terlibat di dalamnya. Hal yang menentukan sesuatu dinamakan sebagai sains
adalah adanya pengamatan empiris. Jika ketajaman perhatian kita pada fenomena
alam ditandai dengan adanya penggunaan proses ilmiah seperti pengamatan, pengukuran,
eksperimen, dan prosedur-prosedur ilmiah lainnya, maka itulah pengetahuan
ilmiah.
Sains Sebagai Batang
Tubuh Pengetahuan (A Body Of Knowledge). Sains merupakan batang tubuh
pengetahuan yang terbentuk dari fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
hipotesis-hipotesis, teori-teori, dan model-model membentuk kandungan (content) sains. Pembentukan
ini merupakan proses akumulasi yang terjadi sejak zaman dahulu hingga penemuan
pengetahuan yang sangat baru.
SUB BAB
2
|
RUANG LINGKUP
IPA
A.
Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan
berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar.
IPA
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah
yang dapat diidentifikasikan. Penerapan
IPA
perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI
diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk
merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi
bekerja ilmiah secara bijaksana. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara
inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek
penting kecakapan hidup. Oleh karena
itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan
proses
dan sikap ilmiah.
Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara
nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi
acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan
pada pemberdayaan peserta didik untuk
membangun
kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.
B. Tujuan
Mata
Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memperoleh
keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
2. Mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat
dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3.
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
positip dan kesadaran tentang adanya
hubungan
yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat
4.
Mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah dan membuat keputusan
5. Meningkatkan
kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam
6. Meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7.
Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan
keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
C. Ruang Lingkup
Ruang
Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:
1.
Makhluk hidup dan proses kehidupan,
yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya
dengan lingkungan, serta kesehatan
2.
Benda/materi, sifat-sifat dan
kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas
3.
Energi dan perubahannya meliputi: gaya,
bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya
dan
pesawat sederhana
4.
Bumi dan alam semesta meliputi: tanah,
bumi, tata surya, dan benda-benda
langit
lainnya.
LATIHAN
|
Saudara
mahasiswa, berikut ini merupakan latihan untuk menguji diri sendiri tentang
kemampuan saudara dalam memahami konsep yang tertuang dalam bab 1 ini. Jawablah
soal-soal ini secara obyektif dan menggunakan penalaran ilmiah.
1. Uraikan
secara ringkas urutan perkembangan penemuan teori IPA dimulai dari fakta,
konsep, generalisasi, prinsip dan teori.
Berikan contoh yang ada di lingkungan saudara.
2. Bagaimana
pandangan saudara tentang hakekat IPA yang terkait dengan lingkungan saudara?
3. Pilihlah
salah satu materi pembelajaran IPA SD (misalnya energi) kemudian susunlah berdasarkan
urutan kelas 1-6 dan analisis kedalaman materi pada setiap jenjang kelasnya.
Berikan alasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar